Kamis, 27 Maret 2008

Free Hot Spot, Agro Wisata Tirto Arum Baru


Agro Wisata Tirto Arum Baru, sebagai salah satu perintis dan pengembang obyek wisata Agro Wisata di Kabupaten Kendal, yang dikemas apik dan diramu indah bersama dengan penyediaan sarana :
1. Penginapan,
2. Out Bound,
3. Kolam Renang,
4. Arena bermain anak,
5. Kolam Lumpur,
6. Tempat makan,
7. Kolam pemancingan;
8. Lapangan tennis
9. Sarana Flying Fox ,dan;
10. Taman refleksi.

Ternyata ada satu fasilitas baru yang ditawarkan bagi para pelanggan Agro Wisata Tirto Arum Baru, yakni bagi mereka yang memiliki kesibukan dan kebutuhan akan koneksi global melalui jaringan internet, maka Agro Wisata Tirto Arum Baru menawarkan fasilitas Free Hot Spot.
Fasilitas yang memang baru saja diluncurkan ini belum banyak diketahui dan dimanfaatkan oleh para pengunjun, dan tentu saja hal ini hanya berlaku bagi mereka yang menikmati fasilitas yang ada di dalamnya.

Fasilitas ini dapat diakses bagi para pengunjunga yang ingin memanfaatkan Agro Wisata Tirto Arum Baru sebagai tempat pertemuan bisnis maupun rekreasi tanpa harus meninggalkan kebutuhannya akan informasi dan transaksi lain yang dapat dilakukan dengan fasilitas internet.
Agro Wisata yang menawarkan konsep keselarasan antara alam lingkungan pedesaan yang asri, sejuk dan nyaman dibalut dengan jalinan kreatifitas pengelolaan yang menawarkan kemandirian dan kesederhanaan dalam nuansa tradisi dan kemewahan.

Dengan lokasi yang berjarak 1 km arah Barat Kota kendal dan berada tepat disisi jalur Pantai Utara Pulau Jawa (Pantura) Agro Wisata Tirto Arum Baru menawarkan konsep Oase di jalur Pantura. Sehingga bagi mereka yang ingin menikmati peristirahan dalam perjalanan panjangnya, Agro Wisata Tirto Arum Baru adalah sebuah pilihan yang bijaksana.

Untuk informasi dan reservasi hubungi :
Agro Wisata Tirto Arum Baru
Jl. Soekarno Hatta Km 2,7 Kendal
Telp. 0294 381858
Fax . 0294 381411
Email : tirto_arum_baru@yahoo.co.id
http://www.tirtoarumkendal.co.cc

>> Baca Selengkapnya...

Eco Efisiensi Kalster Berkelanjutan


Dalam upaya peningkatan kapasitas anggota BDS (Business Development Services) dan anggota FEDEP (Forum for Development and Employment Promotion), Forum Pengembangan Ekonomi dan Sumber Daya (FPESD) Provinsi Jawa Tengah bekerja sama dengan GTZ Pro LH, sebuah lembaga donor dari pemerintah Jerman yang khusus bergerak dalam berbagai program yang terkait dengan lingkungan hidup, mengadakan pembekalan terkait dengan program klaster berkelanjutan yang mengedepankan isu tentang Eco Efisiensi (EE). Kegiatan dilaksanakan di Agro Wisata Tirto Arum Baru, Kendal, pada 24 – 25 Maret 2008. Tujuan pelaksanaan kegiatan ini, dijelaskan oleh Mbak Uut (FPESD) setelah dilakukannya kegiatan pembukaan dan perkenalan antar peserta, adalah untuk :
1. Menyamakan persepsi tentang kluster berkelanjutan dan peran BDS dalam kluster; 2. Mempersiapkan kegiatan ekoefisiensi lanjutan agar lebih optimal dan bermanfaat bagi pengembangan kluster; 3. Memberikan informasi tentang metode baru GTZ Pro LH tentang instrumen diskusi terarah dengan menggunakan metode ALS (Action Learning Set); 4. Membagi pengalaman dengan BDS yang belum melaksanakan kegiatan klaster agar dalam pelaksanaannya lebih bermanfaat bagi pelaku usaha.
Sedangkan Output yang diharapkan dari kegiatan pembekalan ini adalah :
1. Adanya persepsi yang sama tentang klaster berkelanjutan; 2. BDS mampu mengetahui paran dan fungsinya dalam pendampingan Klaster; 3. Peserta dapat mempersiapkan kegiatan ekoefisiensi agar lebih optimal dan bermanfaat; 4.Peserta mengatahui metode instrumen diskusi terarah dengan metode ALS; 5. Adanya sharing pengalaman antar BDS.
Kegiatan dibuka oleh ibu Asih Widiastuti, Plh Kabid Ekonomi Bappedaprov Jateng, membacakan sambutan dari Kepala Bappedaprov, beliau menegaskan kembali bahwa keberadaan UMKM merupakan sebuah potensi ekonomi lokal yang cukup besar dan strategis, khususnya UMKM yang berbasis kepada potensi unggulan daerah. Sementara ini pemprov Jateng sangat berkomitmen untuk terus mengembangakan 10 luster ungulan yang telah ada, juga dalam pengembangan kluster yang berbasis Industri, pariwisata dan pertanian. Dalam hal ini, FEDEP dan BDS diharapkan mampu menjembatani komunikasi, kerjasama dan koordinasi antar stakeholder. Berkenaan dengan hal itu juga, kembali diingatkan akan pentingnya perhatian para pelaku akan pentingnya memperhatikan lingkungan sebagai salah satu pemegang pernanan penting untuk menjaga kelangsungan hidup manusia dan segala aktivitasnya.
Kegiatan hari pertama dilanjutkan dengan penyampaian uraian dan dialog yang diawali oleh ibu Hesti (FPESD) tentang upaya dan konsep pengembangan klaster di Jawa Tengah. Diawali dengan mereview tentang konsep klaster dan pengembanganya. Diharapkan dengan proses dan mekanisme pendampingan yang baik, dapat terwujud klaster yang mandiri, sehingga pada gilirannya mampu memberikan andil bagi pengembangan ekonomi lokal, regional bahkan nasional. Diingatkan kembali pula, bahwa tidak sedikit aktor yang harus terlibat dan masing-masing harus diupayakan dapat melakukan peran dan fungsinya untuk mendukung upaya pencapaian tujuan pembentukan klaster itu sendiri.
Dilanjutkan oleh penyampaian informasi dari Bapak Ali (GTZ Pro LH) tentang beberapa aspek yang terkait dengan pentingnya peran lingkungan hidup bagi pengembangan klaster dan keberlangsungan kehidupan manusia dengan segala aktifitasnya. Namun demikian, masih sangat disayangkan karena kesadaran akan hal ini dari para pelaku masih kurang. Lingkungan masih dianggap bukan sebagai salah satu faktor produksi yang patut dijaga, namun masih sebatas sebagai tempat usaha dan pembuangan limbah semata. Tujuan dari penerapan EE sendiri sesungguhnya dalam upaya peningkatan pendapatan pengusaha/ klaster dengan menerapkan konsep PRODUKSI BERSIH, untuk mencegah, mengurangi dan atau menghilangkan terbentuknya limbah atau pencemar pada sumbernya, di seluruh daur hidup produk. Hal ini dapat dicapai dengan menerapkan kebjaksanaan pencegahan, penguasaan teknologi bersih atau teknologi akrab lingkungan, serta perubahan mendasar dalam sikap dan perilaku manajemen. Hasil evaluasi atas program EE kepada Klaster di Jateng, menunjukkan adanya dukungan yang baik dari berbagai komponen pendukung. Namun demikian efektifitas dan keberlanjutan program ini masih harus ditingkatkan dari waktu ke waktu.
Kegiatan dilanjutkan dengan menikmati fasilitas kegiatan ”experential Learning/ out bound” yang terdapat di Agro Wisata Tirto Arum Baru. Kali ini yang berupa kompetisi dayung dan bermain bola di lumpur. Kegiatan didukung oleh semua peserta dan panita kegiatan dan berjalan dengan sangat ramai. Keasikan yang terjadi pada 2 permainan ini membuat peserta lupa bahwa sebagian sudah berusia diatas 35 tahun dan menyebabkan beberapa peserta membutuhkan ”pengurutan badan” setelahnya. Namun demikian. Tidak dapat menyembunyikan antusiasme peserta dan panita terhadap fasilitas yang ada, termasuk kolam renang yang cukup luas yang menjadi tujuan peserta untuk memanjakan diri setelah bermandi di kolam lumpur.
Pada malam harinya, kegiatan diisi dengan agenda sharing pengalaman. Kali ini, salah seorang anggota FEDEP Kendal yang sekaligus pengelola Taman Agro Wisata Tirto Arum Baru Kendal. Pak Djarot, mengemukakan pengalamannya merintis pembuatan taman agrowisata Tirto arum di Kendal dan hal serupa di berbagai daerah lain dengan berbagai konsep dan inovasi pengembangan yang dibangun dengan penuh perjuangan dan bahkan tentangan dari berbagai pihak. Namun demikian, perhitungan yang matang, keberanian untuk mengambil resiko dan tidak takut gagal adalah sebuah kunci keberhasilan. Ditegaskan pula bahwa kerap kali seorang pengusaha memiliki kemampuan produksi yang sangat baik, namun dia tidak memiliki konsep pemasaran yang memadai. Hal ini pada gilirannya justru menjadi titik awal kegagalan sebuah usaha. Disampaikan juga berbagai konsep EE yang telah dan akan ditempuh dalam pengembangan Agro Wisata Tirto Arum Baru. (Lebih jauh tentang konsep pengembangan lokasi ini dapat dilihat pada http://www.tirtoarumkendal.co.cc).
Kegiatan pada pagi hari kedua, peserta diajak untuk menikmati keasrian Agro Wisata Tirto Arum Baru dengan taman refleksinya serta walking track di dalam arena tersebut. Selanjutnya peserta ditantang untuk menikmati flying fox yang dijalani dengan berbagai gaya menarik dari para peserta. Dilanjutkan dengan meniti tali dan jembatan goyang dimana beberapa peserta kejebur dalam kolam ikan. Namun demikian, senyum lebar tetap terpancar dari bibir mereka ketika berusaha keluar dari genangan kolam yang membasahinya.
Kegiatan dilanjutkan dengan mereviu hasil pembicaraan di hari pertama serta kegiatan menikmati fasilitas di lingkungan Agro Wisata Tirto Arum Baru Kendal. Peserta berkesimpulan bahwa terdapat ikatan dan keterkaitan yang sangat erat antara alam, pola pikir dan perilaku manusia, proses produksi dan keberlanjutan aktivitas manusia. Hal ini tercermin dari gambar-gambar yang dibuat oleh kelompok-kelompok peserta di hari sebelumnya untuk menunjukan kondisi eksisteing dan harapan di masa mendatang serta berbagai upaya penyelesaiannya. Dilanjutkan oleh mas Aris (GTZ Pro LH) untuk menjelaskan salah satu instrumen pemecahan masalah dalam Focus Group Discussion (FGD) untuk membantu menganalisa masalah, mendapatkan ide-ide baru untuk memecahkannya dan mempersiapkan tindakan yang efektif, yang disebut sebagai metode Action Learning Set (ALS). Elemen yang ada dalam metode ini adalah 1. masalah, 2. klien (yang mencari saran dari kelompok), 3. peserta yang berperan sebagai konsultan dan, 4. fasilitator. Langkah-langkah yang ditempuh meliputi : 1. diskipsi masalah, 2. analisis masalah, 3. brainstroming solusi/ strategi dan, 4. evaluasi/ komitmen.
Kegiatan ditutup dengan penyampaian hadiah kepada para ”sahabat rahasia” yg dimiliki oleh masing-masing peserta dan panitia serta refleksi kegiatan. Namun demikian, terlepas dari kesemuanya, terdapat kesamaan misi diantara semua kompnen terlibat dalam kegiatan ini, bahwa ”hidup yang singkat tidaklah sia-sia bila bisa bermafaat bagi orang lain”.
>> Baca Selengkapnya...

Rabu, 19 Maret 2008

VISI dan MISI FEDEP KENDAL


VISI FEDEP KABUPATEN KENDAL:

Meningkatkan kesejahteraan masyarakat Kabupaten Kendal lahir dan batin, melalui pembangunan partisipatif yang berlandaskan pengembangan ekonomi lokal sebagai pilar pembangunan

MISI FEDEP KABUPATEN KENDAL:

  • Memberi rekomendasi atas kebijakan pengembangan ekonomi lokal kepada Pemerintah Kabupaten Kendal;
  • Mendorong sektor Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) bidang pertanian, peternakan, perikanan, kelautan, industri, perdagangan, dan pariwisata sebagai upaya peningkatan pengembangan ekonomi daerah yang berdaya saing;
  • Mendorong peningkatan kemampuan SDM pelaku UMKM yang profesional;
  • Memperkuat kelembagaan BDS-P (Bussiness Development Service-Provider / Penyedia jasa pelayanan usaha);
  • Membudayakan forum rembug antara pemerintah dan pelaku usaha sehingga terwujud perencanaan pembangunan partisipatif.
>> Baca Selengkapnya...

Senin, 17 Maret 2008

Pelatihan ToF SIAP LGSP - USAID

Pelatihan terselenggara atas kerjasama Bappeda dan FPESD Provinsi Jawa Tengah dengan USAID ( United State Agency International Development ), dan LGSP ( Local Governance Support Program ) Regional Jawa Tengah, dibuka Kepala Bappeda Provinsi Jawa Tengah dr. Anung Sugihantono, M.Kes. Adapun peserta pelatihan terdiri dari SKPD tingkat provinsi : Bappeda, Dinas Kesehatan, Dinas Pendidikan dan Kebudayaan, Dinas Pariwisata, Dinas Layanan Koperasi & UKM, Dinas Pemukiman dan Tata Ruang, dan Badan Penanaman Modal. Kabupaten/ Kota meliputi Bappeda Kota Salatiga, Bappeda Kabupaten Semarang, FEDEP Kabupaten Kendal ( diwakili Massa, SIP selaku Pengurus FEDEP Kendal dan Bagus Rachmoyojati, SPt staf Bidang Ekonomi Bappeda Kendal ), FEDEP Kabupaten Banyumas ( Ketua FEDEP dari Fakultas Ekonomi UNSOED Purwokerto ), FEDEP Kabupaten Magelang, FEDEP Kabupaten Demak ( diwakili BDS Demak Lantren Indonesia ), dan FEDEP Kabupaten Grobogan ( diwakili BDS LSM LKKI ).

Latar belakang Training of Facilitator ( Tof ) SIAP bahwa pelayanan publik menjadi concern Pemerintah Kabupaten/ Kota khususnya di Jawa Tengah. Banyak regulasi yang sudah diterbitkan pemerintah dalam rangka peningkatan pelayanan terhadap publik, akan tetapi banyak kendala yang dihadapi pemerintah daerah sebagai penyelenggara pelayanan publik. Kendala utamanya yang dihadapi Pemerintah Kabupaten/ Kota adalah belum siapnya manajemen SKPD terkait dengan pemberian pelayanan publik. Tujuan pelatihan ini adalah membuat jaringan fasilitator tingkat provinsi dan kabupaten/ kota yang mampu memberikan pelatihan dan pendampingan terhadap daerah kabupaten/ kota yang peduli terhadap pelayan publik. Pelatihan juga memberikan pemahaman kepada calon fasilitator bagaimana merancang skema tindakan untuk peningkatan pelayanan publik serta meningkatkan kemampuan fasilitator dalam teknik fasilitasi untuk pendampingan dan pelatihan peningkatan manajemen pelayanan publik dengan dasar Standar pelayanan Minimal ( SPM ).

Pelaksanaan pelatihan Training of Facilitator ( ToF ) Service Improvement Action Plan ( SIAP )/ Skema Tindakan Pelayanan Publik ( STPP ) berlangsung selama 5 hari dari tanggal 18 – 22 Februari 2008, sesuai jadwal terlampir. Narasumber dan penyaji berasal dari LGSP regional Jawa Tengah. Dalam pembukaan Kepala Bappeda Provinsi Jawa Tengah menyampaikan paparan bahwa Birokrasi di era otonomi daerah difokuskan pada pelayanan, kesra, dan penyelenggaraan pemerintahan. Pelayanan dalam konteks pelayanan publik terintegrasi dalam perencanaan partisipatif. Ciri khas birokrasi adalah dituntun hukum dan aturan, terstandarisasi, impersonal serta cenderung menggunakan staf yang profesional dan competence. Sedangkan pandangan selama ini terhadap birokrasi cenderung monopolistik, arogan, berorientasi kekuasaan bukan publik servant. Kinerja birokrasi belakangan ini lebih dipengaruhi budaya paternalistik, sebagai akibat pembagian kekuasaan yang terpusat pada pimpinan diskresi terbatas tidak berani inovasi sehingga mengurangi kreatifitas kerja. Pada kenyataannya kinerja birokrasi masih cenderung ke arah strategis dan anggaran, belum orientasi kebutuhan masyarakat. Perubahan budaya dan politik belum mampu merubah sosok birokrasi sehingga perlu restrukturisasi dan reformasi untuk perwujudan good governance, menjawab menjawab tantangan globalisasi dan tuntutan demokrasi serta lebih kepada demand oriented. Kaitannya dengan pelayanan publik diharapkan birokrat lebih mendorong improvisasi, inovasi, serta diskresi
>> Baca Selengkapnya...

Sabtu, 15 Maret 2008

FEDEP KENDAL IKUTI MUSRENBANG


Fedep Kendal ikuti Musrenbang

Sejak dilakukannya inisiasi pembentukan FEDEP yang diperkuata dengan kehadiran Keputusan Bupati Kendal Nomor 50/05/2008 tertanggal 7 Januari 2008 Tentang Pembentukan Tim Pengarah dan Tim Pelaksana Forum Pengembangan Ekonomi dan Perluasan Lapangan Kerja (Forum For Economid Development and Employment Promotion – FEDEP) Kabupaten Kendal Masa Bakti 2008 – 2012, FEDEP Kabupaten Kendal telah menyelenggarakan dan mengikuti berbagai kegiatan dalam upaya peningkatan kapasitas anggota dan kelembagaan FEDEP maupun dalam upaya menjalankan tugas dan fungsinya.

Kegiatan yang telah dilaksanakan dan diikuti diantaranya :
1. Melakukan studi banding ke lokasi FEDEP Kabupaten Magelang;
2. Mengadakan Pelatihan Dasar bagi anggota FEDEP Kabupaten Kendal;
3. Menghadiri berbagai undangan rapat dan koordinasi di tingkat provinsi yang diselenggarakan baik oleh Bappedaprov, Forum Pengembangan Ekonomi dan Sumber Daya (FPESD) Provinsi Jawa Tengah, maupun Instansi lainnya di tingkat provinsi;
4. Menyelenggarakan berbagai rapat koordinasi anggota untuk membahas berbagai kebutuhan dan rencana kerja FEDEP;
5. Mengirimkan anggota untuk mengikuti Training of Facilitator Sistem Improvement Action Plan (TOF SIAP) yang diselenggarakan oleh Bappedaprov dan Local Governance Support Program – USAID;
6. Musyawarah Perencanaan Pembangunan Kabupaten Kendal, 13 Maret 2008.

Sementara itu, kegiatan yang masih dalam tahap perencanaan diantaranya adalah :
1. Melakukan audiensi dengan DPRD Kabupaten Kendal;
2. Pengukuhan dan audiensi dengan Wakil Bupati Kendal;
3. Mengembangkan Website FEDEP Kendal dalam upaya memperkenalkan potensi ekonomi lokal Kabupaten Kendal;
4. Menjalankan program kerja FEDEP.

Sesuai dengan tugas dan fungsinya, FEDEP memberikan rekomendasi kepada SKPD terkait program yang berdasarkan dialog antar pelaku dipandang potensial untuk dikembangkan sebagai upaya pengembangan ekonomi lokal dan peningkatan lapangan kerja. Hasil dialog tersebut telah dimasukkan ke dalam rencana program SKPD tahun 2009 dan peran anggota FEDEP diharapkan mampu memberikan masukan dan informasimengawal, membantu, mengawasi dan mengevaluasi program-program tersebut.

Salah satu hal penting yang patut dicatat dalam Musrenbang Kendal saat ini adalah apa yang disampaikan oleh Wakil Bupati Kendal dimana diharapkan tidak ada lagi program pembangunan yang muncul secara mendadak tanpa melalui mekanisme perencanaan pembangunan. Sehingga semua pihak khususnya anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah, dalam menyuarakan aspirasi konstituennya dapat mengoptimalkan peran dan fungsinya melalui mekanisme Musrenbang tersebut.
>> Baca Selengkapnya...

RAPAT FORUM SKPD PROVINSI JATENG TAHUN 2009



Pada 6 Maret 2008, bertempat di Badan Penanaman Modal (BPM) Provinsi Jateng, FEDEP Kendal kembali memperoleh undangan untuk mengikuti kegiatan yang terkait dengan upaya penyusunan program bidang peningkatan daya saing daerah provinsi Jawa Tengah tahun 2009 yang nantinya akan menjadi bahan Musrenbang Provinsi 2008 untuk menyusun rencana kegiatan 2009.

Rapat dihadiri oleh berbagai unsur baik SKPD terkait maupun pihak-pihak swasta yang terkait dengan bidang peningkatan daya saing daerah. Pertemuan dibuka dengan mendengarkan sambutan Kepala Bappeda Provinsi yang menyampaikan tinjauan umum dan pokok-pokok kebijakan daerah terkait dengan upaya peningkatan ekonomi lokal di Jawa Tengah, yang salah satunya adalah dengan mendorong seluruh Kabupaten/ Kota di Jawa Tengah untuk mendirikan FEDEP.

Paparan dilanjutkan oleh Kepala Badan Penanaman Modal Provinsi Jateng selaku Koordinator Forum SKPD Peningkatan Daya Saing Daerah yang menegaskan kembali kondisi dan potensi perekonomian yang ada di Jateng. Isu – isu strategis, strategi peningkatan daya saing daerah, permasalahan dan kebijakan-kebijakan yang telah dan akan diambil untuk menyikapinya.

Dilanjutkan oleh perwakilan dari International Finance Corporation, Oka Simanjuntak, MBA, yang memperkenalkan keberadaan IFC sebagai bagian dari World Bank yang telah berpengalaman membantu berbagai daerah dan negara dalam upaya meningkatkan investasi dan permodalan, untuk menundukung upaya peningkatan perekonomian masyarakatnya. Dilanjutkan oleh Ibu Frida Rustiani dari The Asia Foundation (TAF) yang mengkritisi proses perencanaan pembangunan yang belum menunjukkan adanya sinkronisasi antar program baik dalam satu SKPD terlebih antar SKPD serta masih kurangnya proses pelembagaan sistem dan mekanisme perencanaan pembangunan dan hasil-hasilnya. Untuk itu menurutnya, perlu adanya peningkatan peran pemerintah dalam menyusun dan melaksanakan fungsi Regulatory Framework, meneruskan inisiatif reformasi dari daerah untuk penguatan perubahan di tingkat pusat, peningkatan capacity building dan penguatan kelembagaan serta peningkatan promosi baik di bidang ekonomi maupun program-program reformasi pemerintah.

Paparan diakhiri oleh Bapak Sasongko Tejo dari Suara Merdeka yang mengkritisi beberapa hal diantaranya adalah tingginya kemampuan kita untuk mengidentifikasi masalah dan menyusun konsep perencanaan namun masih belum pandai dalam upaya mencari pemecahan dan implementasi kebijakannya. Ditekankan juga akan pentingnya meningkatkan intensitas dialog yang menekankan pada isu-isu sentral yang berkembang.

Rapat dilanjutkan dengan sidang kelompok dimana peserta dibagi ke dalam 3 kelompok masing-masing kelompok penciptaan iklim usaha kondusif, produksi dan kelembagaan serta kelompok promosi.

Rapat diakhiri dengan penyampaian paparan hasil diskusi masing-masing kelompok yang menyampaikan berbagai hal terkait dengan strategi dan program peningkatan daya saing daerah tahun 2009.
>> Baca Selengkapnya...

Jumat, 14 Maret 2008

SEBUAH AWAL LANGKAH

Foto Pengurus FEDEP Kendal Masa Bakti 2008 - 2012

LATAR BELAKANG


Memasuki era otonomi daerah saat ini, bangsa Indonesia sedang dihadapkan dalam masa peralihan dan berbagai perubahan tatanan kehidupan berbangsa dan bernegara. Perubahan itu terlihat pada pergeseran pembangunan ekonomi yang dahulu orientasi pemerintah dan sekarang lebih menekankan aspek dunia usaha. Dengan kata lain di era otonomi ini daerah diberikan keleluasan dalam mengolah dan mengelola potensi yang ada maupun merencanakan arah pembangunannya tanpa adanya inisiatif sepenuhnya dari pusat.
Sektor industri perdagangan, pertanian dan pariwisata menjadi ujung tombak pembangunan ekonomi Jawa Tengah yang perlu ditingkatkan, mengingat bidang ekonomi merupakan pondasi dalam sasaran pembangunan jangka panjang. Pembangunan ekonomi tidak terlepas dari peran dunia usaha sebagai motor penggerak dalam meningkatkan pertumbuhan ekonomi. Dalam sistem perencanaan partisipatif diharapkan sektor publik dan swasta terjadi suatu sinergi dalam menentukan kebijakan pembangunan yang lebih terarah. Terkait dengan hal tersebut untuk mengembangkan potensi yang ada didaerah perlu adanya suatu wadah atau lembaga ekonomi yang didalamnya terdapat berbagai elemen baik dari birokrat, pelaku ekonomi, asosiasi maupun unsur masyarakat, dimana para stakeholder tersebut memiliki komitmen yang kuat terhadap pembangunan di daerah.
Menyadari akan pentingnya peran ini Pemerintah Provinsi Jawa Tengah bekerja sama dengan GTZ membentuk suatu wadah yang berfungsi memfasilitasi pemberdayaan potensi daerah, sehingga antara sektor publik dan swasta dalam hal ini pelaku usaha terjadi suatu sinergi dalam menentukan kebijakan pembangunan yang lebih terarah. Wadah yang terbentuk adalah FPESD (Forum Pemberdayaan Ekonomi dan Sumber Daya ) untuk tingkat Provinsi Jawa Tengah, sedangkan FEDEP tingkat Kab/Kota.
FEDEP (Forum for Economic Development and Employment Promotion) atau forum pengembangan ekonomi dengan upaya mengolah sumber daya, mempromosikan daerah serta penciptaan lapangan kerja. Fungsi FEDEP sendiri membantu pemerintah daerah memberikan masukan dan rekomendasi kebijakan pengembangan ekonomi lokal, yang melibatkan unsur pemerintah maupun swasta. Sebagai badan penasehat bagi rencana kebijakan dan bukan merupakan badan eksekutif, dengan demikian FEDEP memberi platform ideal untuk mendiskusikan isu-isu strategis pembangunan daerah, khususnya Bappeda dalam menyusun program pembangunan jangka pendek, menengah dan panjang.

MAKSUD DAN TUJUAN
Maksud
Pembentukan forum FEDEP di Kabupaten Kendal mengandung maksud untuk lebih mempercepat akselerasi pembangunan daerah melalui sinergitas sektor swasta, unsur pemerintah maupun fasilitasi terhadap kebutuhan berdirinya sebuah wadah yang didalamnya terdapat komponen sektor publik, dunia usaha, assosiasi/ lembaga serta individu-individu dengan komitmen tinggi terhadap pembangunan ekonomi di daerah.
Tujuan
Tujuan pembentukan FEDEP untuk mempercepat pertumbuhan ekonomi daerah, forum ini memberikan arahan terhadap Pemerintah Daerah ( Kepala Daerah ) di bidang formulasi kebijakan pembangunan daerah, memperbaiki sistem pengembangan ekonomi dan sumber daya yang kemudian membantu menentukan prioritas pembangunan serta menggerakkan sumber daya lokal daerah khususnya yang tertuang dalam visi dan misi RPJP Kabupaten Kendal.

MANFAAT DAN PERAN
Manfaat FEDEP
· Terciptanya mekanisme perencanaan secara partisipatif dengan peran sektor publik, dunia usaha, serta unsur masyarakat
· Terlaksananya dialog antar stakeholder dalam menentukan arah pembangunan ekonomi daerah.
· Daerah mempunyai trade mark produk-produk berbasis klaster sebagai potensi unggulan
· Meningkatnya perhatian para pengambil keputusan terhadap pengembangan UKM/ IKM
· Terjalin koordinasi dan sinergitas program kabupaten/ kota, klaster, provinsi, maupun pusat

Peran FEDEP
· Menyatukan persepsi para stakeholder untuk berdiskusi tentang pengembangan ekonomi daerah
· Memfasilitasi pengembangan ekonomi lokal
· Mendefinisikan, memantau dan mengevaluasi program yang kemudian mengorganisirnya
· Menyuarakan aspirasi sektor swasta
· Menjembatani kemitraan antara para stakeholder
· Mengkoordinir kebijakan antar sektor dan SKPD

TUGAS
Tugas FEDEP yakni :
1. Memberikan masukan kepada Kepala Daerah tentang formulasi kebijakan pengembangan ekonomi rakyat melalui UKM/ IKM maupun UMKM di daerah ;
2. Menjembatani pemerintah, pelaku bisnis, maupun masyarakat dalam rangka perbaikan sistem pengembangan UMKM/ IKM secara terpadu, berkesinambungan dan yang terutama secara partisipatif ;
3. Program skala prioritas pembangunan daerah dengan mengacu visi misi ;
4. Pengembangan iklim usaha yang kondusif khususnya di Kabupaten Kendal ;
5. Pengembangan Business Development Service ( BDS )/ Lembaga Penyedia Jasa ;
6. Pembentukan cluster potensi unggulan daerah sebagai tindak lanjut program kerja forum FEDEP ;
7. Pemerkuatan Sektor Swasta dalam rangka membuat jaringan usaha dengan mitra lain
8. Peningkatan pola pelayanan perijinan satu
9. Pengembangan kawasan pertanian ( agropolitan ), kawasan industri dan perdagangan serta pariwisata.

SASARAN
Sasaran daripada pembentukan forum pemberdayaan FEDEP di Kabupaten Kendal yakni terciptanya suatu kelembagaan yang independen, dimana didalamnya terdapat stakeholder dengan komitmen bersama menyuarakan gagasan dalam menyusun strategi tentang pembangunan daerah. Terjalinnya komunikasi dan koordinasi antar seluruh unsur lintas pelaku ekonomi daerah serta terbentuknya kepengurusan forum FEDEP di Kabupaten Kendal

DASAR PEMBENTUKAN FEDEP
1. Surat Gubernur Jawa Tengah Nomor 581/19513/06 yang ditujukan kepada Bupati / Walikota tentang engembangan dan Pembentukan FEDEP.
2. Surat Keputusan Gubernur Jawa Tengah Nomor 500.05/30/2003 Mengenai Pembentukan Forum Pengembangan Ekonomi dan Sumber Daya ( FPESD ) Jawa Tengah.
3. Surat Kepala BAPPEDA Provinsi Jawa Tengah Nomor : 500/ 11.764 tanggal 9 Juli 2007 perihal Fasilitasi Pengembangan Kelembagaan FEDEP yang ditujukan kepada Kepala Bappeda Kabupaten/ Kota se Jawa Tengah.
4. Perda Kabupaten Kendal Nomor : 13 Tahun 2007, tentang Perubahan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Kabupaten Kendal Tahun Anggaran 2007 (Lembaran Daerah Kabupaten Kendal Tahun 2007 Nomor 13 Seri A No.3)

PERKEMBANGAN KEGIATAN
Kegiatan Pembentukan Forum FEDEP di Kabupaten Kendal dalam tahap antara lain :
1. Menentukan stakeholder dari unsur birokrat dan swasta yang mempunyai komitmen terhadap pembangunan Kabupaten Kendal
2. Melaksanakan koordinasi kepada kab/ kota yang telah memiliki Forum FEDEP, yakni Kabupaten Demak pada tanggal 22 Maret 2007 yang dinilai memiliki potensi hampir sama dengan Kabupaten Kendal seperti pertanian dan perikanannya.
3. Pertemuan kecil membahas pembentukan forum FEDEP Kabupaten Kendal dengan menghadirkan stakeholder yang memiliki komitmen kuat terhadap pembangunan daerah, pada tanggal 18 Juni 2007 untuk pencapaian visi dan misi bersama mengenai arah pembangunan Kabupaten Kendal
4. Melaksanakan konsultasi kepada Bappeda Provinsi Jawa Tengah pada tanggal 27 Juni 2007 sebagai fasilitator dalam rangka pembentukan FEDEP Kab. Kendal
5. Melaksanakan koordinasi dengan Forum Pemberdayaan Ekonomi dan Sumber Daya (FPESD) Provinsi Jawa Tengah pada tanggal 30 Juni 2007 mengenai informasi tentang potensi daerah yang prospektus untuk dikembangkan
6. Menyusun draft SK Tim Penyelenggara Inisiasi Pembentukan FEDEP Kabupaten Kendal
7. Rapat kecil Tim Penyelenggara Inisiasi Pembentukan FEDEP Kendal tahun 2007 pada tanggal 1 Agustus 2007
8. Rapat Pra inisiasi pembentukan FEDEP
9. Melaksanakan Inisiasi Pembentukan FEDEP Kabupaten pada Perubahan Anggaran 2007 Kabupaten Kendal tanggal 17 Desember 2007

HASIL INISIASI PEMBENTUKAN FEDEP
Dalam rangka pembentukan FEDEP Kabupaten Kendal telah dilaksanakan kegiatan Inisiasi Pembentukan FEDEP Kabupaten Kendal pada tanggal 17 Desember 2007 yang difasilitasi oleh Bappeda Provinsi Jawa Tengah, Forum Pengembangan Ekonomi dan Sumber Daya ( FPESD ) Provinsi Jawa Tengah. Dari hasil inisiasi tersebut telah disepakati dan terbentuk pengurus FEDEP Kabupaten Kendal yang terdiri dari unsur publik, pelaku dunia usaha, perbankan, assosiasi/ lembaga dan individu-individu berkompeten terhadap pembangunan ekonomi Kabupaten Kendal.
>> Baca Selengkapnya...