Kamis, 27 Maret 2008

Eco Efisiensi Kalster Berkelanjutan


Dalam upaya peningkatan kapasitas anggota BDS (Business Development Services) dan anggota FEDEP (Forum for Development and Employment Promotion), Forum Pengembangan Ekonomi dan Sumber Daya (FPESD) Provinsi Jawa Tengah bekerja sama dengan GTZ Pro LH, sebuah lembaga donor dari pemerintah Jerman yang khusus bergerak dalam berbagai program yang terkait dengan lingkungan hidup, mengadakan pembekalan terkait dengan program klaster berkelanjutan yang mengedepankan isu tentang Eco Efisiensi (EE). Kegiatan dilaksanakan di Agro Wisata Tirto Arum Baru, Kendal, pada 24 – 25 Maret 2008. Tujuan pelaksanaan kegiatan ini, dijelaskan oleh Mbak Uut (FPESD) setelah dilakukannya kegiatan pembukaan dan perkenalan antar peserta, adalah untuk :
1. Menyamakan persepsi tentang kluster berkelanjutan dan peran BDS dalam kluster; 2. Mempersiapkan kegiatan ekoefisiensi lanjutan agar lebih optimal dan bermanfaat bagi pengembangan kluster; 3. Memberikan informasi tentang metode baru GTZ Pro LH tentang instrumen diskusi terarah dengan menggunakan metode ALS (Action Learning Set); 4. Membagi pengalaman dengan BDS yang belum melaksanakan kegiatan klaster agar dalam pelaksanaannya lebih bermanfaat bagi pelaku usaha.
Sedangkan Output yang diharapkan dari kegiatan pembekalan ini adalah :
1. Adanya persepsi yang sama tentang klaster berkelanjutan; 2. BDS mampu mengetahui paran dan fungsinya dalam pendampingan Klaster; 3. Peserta dapat mempersiapkan kegiatan ekoefisiensi agar lebih optimal dan bermanfaat; 4.Peserta mengatahui metode instrumen diskusi terarah dengan metode ALS; 5. Adanya sharing pengalaman antar BDS.
Kegiatan dibuka oleh ibu Asih Widiastuti, Plh Kabid Ekonomi Bappedaprov Jateng, membacakan sambutan dari Kepala Bappedaprov, beliau menegaskan kembali bahwa keberadaan UMKM merupakan sebuah potensi ekonomi lokal yang cukup besar dan strategis, khususnya UMKM yang berbasis kepada potensi unggulan daerah. Sementara ini pemprov Jateng sangat berkomitmen untuk terus mengembangakan 10 luster ungulan yang telah ada, juga dalam pengembangan kluster yang berbasis Industri, pariwisata dan pertanian. Dalam hal ini, FEDEP dan BDS diharapkan mampu menjembatani komunikasi, kerjasama dan koordinasi antar stakeholder. Berkenaan dengan hal itu juga, kembali diingatkan akan pentingnya perhatian para pelaku akan pentingnya memperhatikan lingkungan sebagai salah satu pemegang pernanan penting untuk menjaga kelangsungan hidup manusia dan segala aktivitasnya.
Kegiatan hari pertama dilanjutkan dengan penyampaian uraian dan dialog yang diawali oleh ibu Hesti (FPESD) tentang upaya dan konsep pengembangan klaster di Jawa Tengah. Diawali dengan mereview tentang konsep klaster dan pengembanganya. Diharapkan dengan proses dan mekanisme pendampingan yang baik, dapat terwujud klaster yang mandiri, sehingga pada gilirannya mampu memberikan andil bagi pengembangan ekonomi lokal, regional bahkan nasional. Diingatkan kembali pula, bahwa tidak sedikit aktor yang harus terlibat dan masing-masing harus diupayakan dapat melakukan peran dan fungsinya untuk mendukung upaya pencapaian tujuan pembentukan klaster itu sendiri.
Dilanjutkan oleh penyampaian informasi dari Bapak Ali (GTZ Pro LH) tentang beberapa aspek yang terkait dengan pentingnya peran lingkungan hidup bagi pengembangan klaster dan keberlangsungan kehidupan manusia dengan segala aktifitasnya. Namun demikian, masih sangat disayangkan karena kesadaran akan hal ini dari para pelaku masih kurang. Lingkungan masih dianggap bukan sebagai salah satu faktor produksi yang patut dijaga, namun masih sebatas sebagai tempat usaha dan pembuangan limbah semata. Tujuan dari penerapan EE sendiri sesungguhnya dalam upaya peningkatan pendapatan pengusaha/ klaster dengan menerapkan konsep PRODUKSI BERSIH, untuk mencegah, mengurangi dan atau menghilangkan terbentuknya limbah atau pencemar pada sumbernya, di seluruh daur hidup produk. Hal ini dapat dicapai dengan menerapkan kebjaksanaan pencegahan, penguasaan teknologi bersih atau teknologi akrab lingkungan, serta perubahan mendasar dalam sikap dan perilaku manajemen. Hasil evaluasi atas program EE kepada Klaster di Jateng, menunjukkan adanya dukungan yang baik dari berbagai komponen pendukung. Namun demikian efektifitas dan keberlanjutan program ini masih harus ditingkatkan dari waktu ke waktu.
Kegiatan dilanjutkan dengan menikmati fasilitas kegiatan ”experential Learning/ out bound” yang terdapat di Agro Wisata Tirto Arum Baru. Kali ini yang berupa kompetisi dayung dan bermain bola di lumpur. Kegiatan didukung oleh semua peserta dan panita kegiatan dan berjalan dengan sangat ramai. Keasikan yang terjadi pada 2 permainan ini membuat peserta lupa bahwa sebagian sudah berusia diatas 35 tahun dan menyebabkan beberapa peserta membutuhkan ”pengurutan badan” setelahnya. Namun demikian. Tidak dapat menyembunyikan antusiasme peserta dan panita terhadap fasilitas yang ada, termasuk kolam renang yang cukup luas yang menjadi tujuan peserta untuk memanjakan diri setelah bermandi di kolam lumpur.
Pada malam harinya, kegiatan diisi dengan agenda sharing pengalaman. Kali ini, salah seorang anggota FEDEP Kendal yang sekaligus pengelola Taman Agro Wisata Tirto Arum Baru Kendal. Pak Djarot, mengemukakan pengalamannya merintis pembuatan taman agrowisata Tirto arum di Kendal dan hal serupa di berbagai daerah lain dengan berbagai konsep dan inovasi pengembangan yang dibangun dengan penuh perjuangan dan bahkan tentangan dari berbagai pihak. Namun demikian, perhitungan yang matang, keberanian untuk mengambil resiko dan tidak takut gagal adalah sebuah kunci keberhasilan. Ditegaskan pula bahwa kerap kali seorang pengusaha memiliki kemampuan produksi yang sangat baik, namun dia tidak memiliki konsep pemasaran yang memadai. Hal ini pada gilirannya justru menjadi titik awal kegagalan sebuah usaha. Disampaikan juga berbagai konsep EE yang telah dan akan ditempuh dalam pengembangan Agro Wisata Tirto Arum Baru. (Lebih jauh tentang konsep pengembangan lokasi ini dapat dilihat pada http://www.tirtoarumkendal.co.cc).
Kegiatan pada pagi hari kedua, peserta diajak untuk menikmati keasrian Agro Wisata Tirto Arum Baru dengan taman refleksinya serta walking track di dalam arena tersebut. Selanjutnya peserta ditantang untuk menikmati flying fox yang dijalani dengan berbagai gaya menarik dari para peserta. Dilanjutkan dengan meniti tali dan jembatan goyang dimana beberapa peserta kejebur dalam kolam ikan. Namun demikian, senyum lebar tetap terpancar dari bibir mereka ketika berusaha keluar dari genangan kolam yang membasahinya.
Kegiatan dilanjutkan dengan mereviu hasil pembicaraan di hari pertama serta kegiatan menikmati fasilitas di lingkungan Agro Wisata Tirto Arum Baru Kendal. Peserta berkesimpulan bahwa terdapat ikatan dan keterkaitan yang sangat erat antara alam, pola pikir dan perilaku manusia, proses produksi dan keberlanjutan aktivitas manusia. Hal ini tercermin dari gambar-gambar yang dibuat oleh kelompok-kelompok peserta di hari sebelumnya untuk menunjukan kondisi eksisteing dan harapan di masa mendatang serta berbagai upaya penyelesaiannya. Dilanjutkan oleh mas Aris (GTZ Pro LH) untuk menjelaskan salah satu instrumen pemecahan masalah dalam Focus Group Discussion (FGD) untuk membantu menganalisa masalah, mendapatkan ide-ide baru untuk memecahkannya dan mempersiapkan tindakan yang efektif, yang disebut sebagai metode Action Learning Set (ALS). Elemen yang ada dalam metode ini adalah 1. masalah, 2. klien (yang mencari saran dari kelompok), 3. peserta yang berperan sebagai konsultan dan, 4. fasilitator. Langkah-langkah yang ditempuh meliputi : 1. diskipsi masalah, 2. analisis masalah, 3. brainstroming solusi/ strategi dan, 4. evaluasi/ komitmen.
Kegiatan ditutup dengan penyampaian hadiah kepada para ”sahabat rahasia” yg dimiliki oleh masing-masing peserta dan panitia serta refleksi kegiatan. Namun demikian, terlepas dari kesemuanya, terdapat kesamaan misi diantara semua kompnen terlibat dalam kegiatan ini, bahwa ”hidup yang singkat tidaklah sia-sia bila bisa bermafaat bagi orang lain”.